Senin, 26 September 2016

proses membuat perahu / sampan fiber


cara membuat perahu / sampan fibercara membuat perahu / sampan fiber
cara membuat perahu / sampan fiber
cara membuat perahu / sampan fiber

Membuat sampan atau perahu ini diperlukan niat yang dipadukan dengan waktu luang. dengan modal dan sedikit bekal pertukangan juga dibantu beberapa orang untuk melancarkan pekerjaan ini.


Bahan yang digunakan dalam membuat perahu sampan ini adalah kayu dan fiberglass. kayu digunakan sebagai rangka sampan sedangkan fiberglas digunakan untuk lapisan perahu bagian luar. tapi lebih baik lagi kalau keseluruhan bahan dibuat dari fiberglass, karna tidak akan ada bahan yang lapuk dan fiberglass lebih ringan sehingga lebih hemat bahan bakar dalam pengoperasiannya. 


Bentuk (Design)

Bentuk yang ada dipasaran sekarang bukannlah merupakan bentuk baku untuk sebuah sampan/perahu. yang terpenting adalah perahu/sampan tersebut mengutamakan prinsip keamanan, stabil dan sederhana. untuk memenuhi prinsip tersebut dapat kita uji pada sebuah kotak persegi yang dimasukan kepermukaan air, lihat bagaimana kedudukan kotak tersebut. dan sebenarnya bentuk kotak tersebut adalah bentuk yang paling aman dan memenuhi prinsip diatas. namun untuk mendapatkan pengaruh kecepatan perahu, perlu kita robah bentuk depannya. Agar tetap stabil pada saat meluncur diatas permukaan air yang berombak maka kotak tersebut perlu di "v" kan supaya hentakan dipermukaan air dapat diminimalkan, seperti absorber mobil. tapi jika diatas permukaan air yang tenang bentuk "V" tidaklah terlalu berpengaruh.
cara membuat perahu / sampan fiber 
makin banyak merubah bentuk kotak perahu artinya kita telah banyak mengorbankan kestabilan perahu tersebut. tetapi perubahan bentuk tersebut terpaksa dilakukan demi mendapatkan laju perahu. hal ini disebabkan karena kurangnya hambatan dari air pada saat perahu dijalankan.


Pelan


Setelah memahami serba ringkas tentang stability yang dikaitkan dengan kecepatan tadi, kita pikirkan pula apakah yang diperlukan untuk merancang perahu yang akan di buat untuk penggunaan kita. Kebutuhan yang maksudkan adalah ukuran perahu, penggunaan sungai atau laut, daya kuda mesin dan sebagainya. Informasi dasar yang diperlukan adalah ukuran, yaitu panjang dan lebar. Bagi mereka yang memiliki pilihan untuk bermain dilaut dan disungai sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat kapal yang bisa mengarungi ombak, karena perahu yang begini cocok juga digunakan disungai. Tetapi jika kegunaannya disungai saja maka sebaiknya designnya dibuat khusus untuk sungai, karena itu lebih stable.Katakanlah kita memerlukan sebuah perahu untuk kepesisiran pantai sepanjang 12 kaki dan lebarnya 4 kaki dengan mesin sekitar 15 daya kuda, sesuai untuk 2-3 orang memancing.

Sebagai panduan baiklah kita survey bentuk perahu yang kita inginkan. Contoh-contoh dapat dilihat dipangkalan nelayan, dermaga marina atau dimajalah-majalah. Sebagai contoh kita lihat gambar berikut: -


cara membuat perahu / sampan fiber

Boat seperti ini memiliki bentuk yang selalu kita lihat dimana-mana. Dengan bentuk haluan (bow) yang tajam dan 'v' yang signifikan itu sesuai untuk mengharung ombak yang kecil, juga sesuai untuk sungai dan tasek.

Dari contoh bot tersebut kita sudah mendapatkan gambaran bagaimana satu lines plan akan dilukiskan. Anda tak perlu khawatir, karena lukisan ini akan disediakan untuk proyek ini.


Lines Plan untuk boat 12kaki x 4kaki.


cara membuat perahu / sampan fiber Dengan melihat gambar diatas, kita dapat lihat bentuk boat dari arah tiga sudut, yaitu arah atas (plan view), arah sisi (profile) dan arah depan (end view). Menurut tradisi, pembuatan boat yang telah dilukiskan modelnya, itu akan dilukiskan kembali diatas lantai (lofting floor) ke ukuran sebenarnya kapal itu. Maksudnya jika perahu tersebut panjangnya 40kaki maka area lantai harus melebihi 40kaki. Tetapi semua ini tidak perlu dilakukan lagi, karena setiap lukisan yang telah dilukis dapat diplot mengunakan komputer dan plotter untuk ukuran sebenarnya yang diperlukan. Ada beberapa cara untuk kita memindahkan lukisan tersebut ke ukuran sebenarnya. Cara yang biasa saya gunakan adalah dengan menyimpan lukisan itu kedalam pendrive atau memori stick dan pergi buat plotting dikedai stationary yang ada plotter besar.

Bagian yang penting untuk diplot adalah bagian frame, yaitu dari frame 1 hingga frame 8 yang ada dilukisan berikut: -
cara membuat perahu / sampan fiberSaya akan mencoba menggambar satu demi satu frame-frame tersebut untuk disalin oleh siapapun yang tertarik untuk mencoba membuat perahu ini. Cara-cara untuk memulai proyek ini akan dijelaskan satu persatu atau step by step.



Frame 1
cara membuat perahu / sampan fiberKita lihat pada frame 1. Frame ini adalah frame yang terletak dihadapan sekali antara 8 frame yang telah dilukiskan. Garis yang ditandai Frame 1 itu adalah bentuk frame yang akan diambil dan dipindahkan keatas sepotong plywood yang tebalnya tidak kurang dari 12mm, lebih tak apa. Ini kemudian akan dijadikan frame sebenarnya. Apa yang kita lihat dilukisan tersebut adalah sebelah saja frame yang dilukiskan. Jadi ketika ukuran sebenarnya telah dilukiskan diatas plywood tersebut, maka itu akan dipotong sesuai garis yang putus-putus (lihat sketsa di bawah), dengan memberikan lebar frame itu antara 2.5inci hingga 3inci. Bila sudah siap dipotong, maka itu akan dipasang kembali diatas plywood untuk digunakan sebagai acuan (template) untuk membuat frame yang sebelah lagi. Satelah kedua nya dicantumkan, jadilah ia frame 1 yang telah siap. Perlu di ingat yaitu saat melukiskan frame tersebut diatas plywood, segala garis-garis yang ada dilukisan tersebut harus dilukiskan juga. Ini akan digunakan kemudian untuk menyusun semua frame dengan melihat garis-garis tersebut.



Kita lihat pada frame 1. Frame ini adalah frame yang terletak dihadapan sekali anPerhatikan setelah dipotong kedua belah frame tersebut itu dicantumkan membuat bentuk 'v' dan dimatikan posisinya dengan berdasarkan pada ukuran yang diberi serta mengacu pada garis-garis yang ditandai. Sebagai panduan untuk mendapatkan ukuran nyata pada frame 1, silahkan lihat gambar berikut: -

Ukuran-ukuran unutk Frame 1


Cara-cara mengambil ukuran sebenarnya (lofting).

Kita lihat pada gambar di FRAME 1. Disini kita temukan ada beberapa garis horizontal dan garis vertikal. Garis yang melintang itu dinamakan WL1, WL2, dan WL3. Garis yang vertikal itu pula adalah CL, yaitu garis tengah yang membelah ditengah-tengah perahu. Garis vertikal yang satu lagi itu disebut 'buttock' digunakan untuk mendapatkan 'fairness' didalam design kita. Kita ibaratkan garis-garis tersebut sebagai didalam kertas geraf (graph paper).

Dimulai dengan mendapatkan lebar frame 1 dari garis tengah CL, dimana ukurannya adalah 369mm. Untuk mendapatkan ketingiannya pula kita ambil ukuran vertikal dari WL 3 kehujung frame 1 itu itu 68mm. Tabrakan 369mm dan 68mm tersebut ditandai (A). Selanjutnya, diatas WL3 lebar frame 1 ditandai juga dengan mengambil ukuran 322mm (B). Diatas WL2 pula ukuran 162mm dari garis CL juga ditandai (C). diatas CL pula akhir frame 1 itu ditandai dengan mengambil ukuran 28mm dibawah WL1 (D). Selanjutnya silahkan lihat gambar berikut: -
Tempat-tempat yang telah ditandai itu A, B, C dan D adalah bentuk nyata frame 1 yang mana garisnya akan dimulai dari titik A, melalui titik B, titik C dan berakhir dititik D.

Proses tersebut akan diulang untuk setiap frame-frame yang berikutnya.



cara membuat perahu / sampan fiber Ukuran-ukuran untuk Frame 2



Ukuran-ukuran untuk Frame 3

cara membuat perahu / sampan fiber Ukuran-ukuran untuk Frame 4



cara membuat perahu / sampan fiber
Ukuran-ukuran untuk Frame 5
cara membuat perahu / sampan fiber
Ukuran-ukuran untuk Frame 6


cara membuat perahu / sampan fiber
Ukuran-ukuran untuk Frame 7




Ukuran-ukuran untuk Frame 8

Setiap frame-frame telah dilukiskan serta ukuran-ukurannya sekali berdasarkan skala nyata. Jika lukisan tersebut dapat disalin, besarkan gambar tersebut sesuai ukuran yang tertera disetiap frame. Setelah frame-frame tersebut disiapkan dan dipotong, kita sambung cara-cara menyusunnya diatas dasarnya (strongback) dipost yang akan datang. Sementara itu jika ada apa-apa masalah terkait silahkan postkan kepada Pak Lang. Selamat mencoba!!!!

Lines Plan untuk bot 20kaki x 5 kaki.

Kapal Tradisional majapahit yang banyak ditemukan di Sumenep

Hampir semua koran memberitakan keberhasilan ekspedisi "Spirit of Majapahit" berlabuh di Pelabuhan Naha, Okinawa, Jepang, pada Minggu (12/6) sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Dalam blog ini saya lebih fokus menulis proses pembuatan kapal Spirit Of Majapahit. Kapal itu telah menempuh perjalanan dari Jakarta pada 11 Mei dan telah singgah di beberapa titik. Kedatangan kapal itu disambut oleh Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin, didampingi oleh tim dari Kemenko Maritim beserta staf KBRI Tokyo dan Pimpinan Yayasan Pencinta Majapahit. "Tidak banyak yang bisa saya sampaikan, kecuali Alhamdulillah dan bersyukur pada Allah. Keberhasilan mereka mencapai Jepang ini memang luar biasa. Ini seperti pelayaran pembuktian kegagahan pelaut-pelaut kita," kata Safri seperti dikutip dari situs Kemenko Maritim, Senin (13/6).


Kapal kayu berukuran panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter itu menempuh perjalanan panjang dari Jakarta pada 11 Mei, kemudian singgah di Pontianak (15 Mei 2016), Brunei (22 Mei 2016), Manila (29 Mei 2016), Kaohsiung Taiwan (6 Juni 2016). Nakhoda kapal Muhammad Amin Azis (70) mengaku perjalanan yang ditempuh dari Kaohsiung, Taiwan menuju Naha, Okinawa merupakan rute terberat yang dihadapi oleh nakhoda dan seluruh kru kapal.

Proses Pembuatan Kapal Spirit Of Majapahit

Saat itu di 2010, puluhan batang pohon kelapa berjejer di pesisir Pantai Slopeng, Sumenep, Madura. Di atas batang kelapa, nampak bertengger sebuah perahu besar yang diikat dan ditarik ratusan orang. Sejak pagi, mereka berusaha "menggeret" kapal berbobot 20 ton itu dari "bengkelnya", yang berjarak 20 meter dari bibir pantai. Setiap ditarik, hanya bergeser beberapa sentimeter.


Pada petang hari akhirnya kapal itu terapung di pantai yang berjarak sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Sumenep. Kapal itu bukan sembarang kapal. Itu adalah replika kapal dagang pada zaman Majapahit yang disadur dari relief yang ada di Candi Borobudur. Namanya "Spirit of Majapahit". Gagasan pembuatan kapal datang dari sebuah komunitas Japan Majapahit Association (JPA), kelompok pengusaha di Jepang yang peduli terhadap sejarah dan kebudayaan Kekaisaran Majapahit. Kapal ini dibuat untuk mengenang kerja sama pasukan Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Jepang saat berperang melawan pasukan Kerajaan Cina di Samudra Pasifik. Karena itu, ongkos pembuatan kapal yang mencapai Rp 900 juta itu ditanggung pemerintah Indonesia dan Jepang.

Kapal ini sangat khas karena berbentuk oval dengan kedua ujung melancip supaya dapat memecah ombak setinggi 5 meter. Kapal ini memiliki dua kemudi dari kayu di buritan dan cadik pada kedua sisi yang berfungsi sebagai penyeimbang. Layar dipasangkan pada tiang-tiang membentuk segitiga sama sisi dan buritan atau bagian belakang kapal lebih tinggi dari haluan atau bagian depan.


Agar tampilannya persis seperti kapal pada abad ke-15, tak setetes cat pun melekat pada kayu jati, yang menjadi bahan utama pembuat kapal itu. Satu-satunya alat modern yang digunakan pada kapal itu adalah mesin diesel berkekuatan 150 PK untuk menambah kecepatan sekaligus berjaga-jaga dalam keadaan darurat.

Sebagai kapal tradisional terbesar di Indonesia dengan panjang 20 meter, lebar 4,5 meter, dan tinggi 2 meter, Spirit Majapahit dibuat dari 28,63 kubik kayu jati tua dan kering. "Kayu seperti ini hanya ada di Kabupaten Tuban dan Rembang," kata penanggung jawab teknisi kapal Spirit Majapahit, Supardi. Adapun bahan lain, seperti bambu petung dan kayu pereng, yang masing-masing digunakan untuk membuat cadik dan pasak, dapat ditemukan di daerah Sumenep.

Dalam tempo 3 bulan, 15 ahli pembuat kapal dari sejumlah desa nelayan di Sumenep berhasil menyelesaikan tugas mereka. Proses pembuatan kapal ini tergolong unik karena pengerjaannya dimulai dari cekungan lambung kapal, kemudian memasang rangka. Padahal biasanya pembuatan kapal dilakukan sebaliknya. Sebelum menyentuh air laut, kapal ini diruwat dengan menggelar tahlilan agar membawa keselamatan.

Sumber:
spiritmajapahit.com
Situs Kemenko Maritim

Melihat Proses Pembuatan Kapal Pinisi di bulukumba


kapal pinisi di tanjung bira

Sudah kenal kan dengan yang namanya kapal pinisi? Yup, kapal pinisi merupakan kapal layar tradisional yang berasal dari Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Tahu kan kalau orang Bugis dikenal dengan pembuat kapal dan pelaut yang tangguh? Kapal tradisional ini mempunyai dua tiang layar utama dan tujuh buah layar. Tiga layar dipasang di ujung depan, dua layar di bagian depan, dan dua layar lagi dipasang di bagian belakang kapal. Tujuh layar menyimbolkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera di dunia. Kereenn!!

Ada dua jenis kapal pinisi, jenis pertama adalah Lamba atau Lambo yang merupakan pinisi modern yang sudah dilengkapi dengan motor diesel (mesin). Sementara jenis kedua adalah Palari yang merupakan bentuk awal pinisi dengan ukuran lebih kecil dari Lamba. Umumnya ukuran kapal tidak terlalu besar. Hanya berukuran panjang antara 10-15 meter dengan daya angkut hingga 30 ton saja. Secara fungsional kapal pinisi digunakan untuk mengangkut barang dagangan atau sebagai kapal nelayan untuk mencari ikan. Namun sekarang tidak sedikit yang menggunakan kapal pinisi sebagai kapal pesiar mewah. Sebagai kapal pesiar tentu ukurannya akan jauh lebih besar daripada yang digunakan untuk mengangkut barang.

kapal pinisi di tanjung bira

kapal pinisi di tanjung bira

Tana Beru merupakan tanah leluhur bagi kapal pinisi. Bisa dibilang Tana Beru yang terletak tidak jauh dari Tanjung Bira (hanya 20 menit perjalanan) merupakan sentra pembuatan kapal tradisional ini. Bagi Anda yang traveling ke Tanjung Bira ada baiknya mampir sejenak ke Tana Beru jika punya waktu luang untuk melihat dari dekat proses pembuatan kapal pinisi. Namun kalau tidak sempat, Anda masih punya kesempatan kok melihat pembuatan kapal pinisi. Ya secara tidak sengaja saya menemukan tempat pembuatan kapal pinisi di Tanjung Bira. Tepatnya berada di Dusun Tanetang, Pantai Tanjung Bira Timur. Kerennya, tempat pembuatan kapal berada di bibir pantai. Meskipun tidak sebesar di Tana Beru tapi Anda bisa menikmati keindahan pantai sekaligus melihat dan belajar budaya pembuatan kapal pinisi yang masih tradisional di sini.

Pembuatan kapal pinisi baik di Tanjung Bira dan Tana Beru memang benar-benar masih cukup tradisional dengan bantuan mesin yang masih sangat minim. Dalam proses pembuatannya juga masih mengenal hal-hal mistis. Kapal pinisi dibuat setelah melalui ritual kecil pemotongan lunas yang dipimpin oleh pawang perahu yang disebut Panrita Lopi. Lunas adalah bagian paling dasar pada kapal. Berbagai macam sesajen harus ada dalam ritual ini misalnya saja jajanan yang harus berasa manis dan seekor ayam jago putih. Jajanan dengan rasa manis merupakan simbol keinginan dari pemilik agar kapalnya mendatangkan keuntungan yang banyak. Sementara darah ayam jago putih yang ditempelkan pada lunas merupakan simbol harapan agar nantinya tak ada darah yang tertumpah saat proses pembuatan kapal. Kemudian kepala tukang pembuatan kapal akan memotong lunas yang selanjutnya diserahkan kepada pemimpin pembuatan kapal. Potongan ujung lunas bagian depan akan dibuang ke laut sebagai simbol bahwa kapal akan menyatu dengan lautan. Sementara potongan lunas bagian belakang akan dibuang ke daratan sebagai tanda bahwa saat kapal melaut akan kembali ke daratan. Pada bagian akhir ritual, Panrita Lopi membacakan doa kepada Sang Pencipta.

kapal pinisi di tanjung bira

kapal pinisi di tanjung bira

Melihat proses pembuatan kapal pinisi dari dekat memang sangat mengagumkan. Saat itu di Pantai Tanjung Bira Timur sudah ada bebeerapa kapal yang dibuat dengan ukuran yang berbeda-beda. Mulai dari kapal yang berukuran kecil yang seperti perahu nelayan, kapal berukuran sedang, sampai dengan kapal yang berukuran besar. Karena proses pembuatannya masih tradisional, praktis alat yang digunakan juga masih tradisional. Alat yang menggunakan mesin hanya gergaji mesin yang digunakan untuk memotong kayu-kayu berukuran besar dan mesin penghalus kayu. Dalam proses pembuatan kapal pinisi ada yang namanya Punggawa. Punggawa adalah orang yang memimpin pembuatan kapal. Punggawa haruslah orang yang mengerti secara teknis pembuatan kapal. Dia juga bertanggung jawab terhadap pembagian kerja serta mengarahkan pekerja yang disebut Sawi. Sawi bekerja pada bagiannya masing-masing. Ada yang mengangkat kayu balok dengan ukuran besar, memotong kayu dengan gergaji mesin, memasang kayu pada bagian kapal, menghaluskan body kapal, dan lain-lain. Luar biasanya mereka bekerja seolah-olah tanpa komando.

Proses pembuatan kapal pinisi yang dilakukan secara tradisional di Tanjung Bira ini memakan waktu yang tidak sebentar. Rata-rata pembuatan kapal membutuhkan waktu antara setengah tahun hingga satu tahun tergantung dari ukuran dan tingkat kerumitan kapal. Setelah kapal selesai dibuat, selanjutnya adalah prosesi penurunan kapal ke laut. Dalam prosesi ini kembali diadakan upacara adat serta penyembelihan hewan seperti kambing atau sapi. Kalau hewan yang dipotong adalah kambing, maka pemotongan dilakukan di atas kapal. Sedangkan jika yang dipotong adalah sapi, cukup dilakukan pemotongan di depan kapal. Penyembelihan hewan dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas selesainya pembuatan kapal.

kapal pinisi di tanjung bira

kapal pinisi di tanjung bira

Ini menariknya atau malah ironisnya, kebanyakan pemesan kapal merupakan pemesan dari luar negeri seperti Australia, Austria, Jerman, Rusia, Spanyol, Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia. Pengen tahu harga kapalnya? Satu unit kapal dibandrol dengan harga antara 500 juta hingga 2 miliar tergantung dari ukuran dan daya muat kapal. Mau beli? Hehe..

Menarik kan melihat pembuatan kapal pinisi secara langsung? Pokoknya rugi deh kalau sudah sampai di Kabupaten Bulukumba tapi tidak mampir sebentar ke Tana Beru atau Tanjung Bira untuk melihat proses pembuatan kapal pinisi. Semoga kapal pinisi akan terus lestari dan terus mengarungi lautan baik di Indonesia maupun di mancanegara.

Melihat Cara Pembuatan Kapal Kayu di Karimunjawa

Ada pemandangan yang menarik selama aku bersepeda mengelilingi pantai di kawasan Kemujan, Karimunjawa. Di tempat-tempat tertentu, aku dapat melihat kesibukan orang yang sedang membuat kapal kayu. Rata-rata dalam pembuatan satu kapal, hanya dilakukan dua orang. Aku melihat pertama di rumah salah satu warga di Gelaman, kemudian berlanjut saat sedang bersepeda ke Pelabuhan Mrican, di tepian pantai ada dua warga setempat yang sedang membuat satu kapal kecil.

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku sempat berbincang dengan beliau yang bekerja membuat kapal kayu. Di Pelabuhan Mrican, mereka membuat kapal kayu dengan besar 5 papan. Kapal yang tidak terlalu besar, namun tidak kecil juga. Kapal sebesar itu sudah cukup untuk berlayar mencari ikan. Bahkan, ada beberapa kapal kayu yang lebih kecil dibuatnya. Aku pun meminta ijin untuk mengabadikan aktifitas mereka selama mengerjakan pembuatan kapal.
Proses pembuatan kapal kayu di Pelabuhan Mrican
Proses pembuatan kapal kayu di Pelabuhan Mrican
Proses pembuatan kapal kayu di Pelabuhan Mrican
“Berapa papan, pak?” Waktu itu aku bertanya.

“Lima papan, mas.”

“Berapa lama untuk pembuatan kapal sebesar ini?”

“Sekitar dua bulan untuk siap melaut, tapi itu belum termasuk mengecatnya, mas.”

Cukup cepat juga ya, membuat satu kapal berukuran lumayan seperti ini membutuhkan waktu 60 hari. Ya, kurang lebihnya adalah dua bulan sampai siap berlayar. Kali ini pandanganku tertuju pada salah satu bapak yang sedang membuat “Pasa’”. Pasa’ ini adalah kayu yang dibentuk seperti paku, dan digunakan untuk memaku kayu-kayu yang dikapal agar bersambung. Pakunya tidak terbuat dari besi, namun terbuat juga dari kayu; khusus Pasa’ kayu yang digunakan adalah kayu Ulin (Kayu Besi).
Membuat Paku Pasa untuk memaku papan kapal
Membuat Paku Pasa untuk memaku papan kapal
Cara pembuatan Pasa’ pun cukup simpel, kayu-kayu besi dipotong sepanjang 15cm, dan dibelah menjadi kecil. Kemudian dibentuk runcing salah satu ujungnya. Setelah itu kemudian ujung tersebut dimasukkan pada lempengan besi yang sudah ada ukuran lubangnya, tinggal dipukul dari atas dengan palu, akhirnya terbentuklah semacam paku yang siap pakai. Menarik kan cara pembuatannya? Jangan sampai lengah, bisa-bisa jari kita sendiri yang terkena pukulan palu. Atau bagi yang tidak terbiasa, kalian harus hati-hati. Kadang bisa tertusuk oleh kayu kecil pada jari kalian.
Inilah paku pasa yang akan digunakan memaku papan-papan kapal
Inilah paku pasa yang akan digunakan memaku papan-papan kapal
Tidak hanya di Pelabuhan Mrican, aku pun melihat pembuatan kapal lebih lama lagi di pantai Pantura. Di sini salah satu warga Batulawang membuat kapal juga. Ukuran kapal pun sama, setiap sisi sebanyak lima papan. Kalau yang membuat kali ini aku mengenalnya, karena salah satunya (anaknya) adalah temanku bermain sepakbola jika ada turnamen. Kami pun berbincang lama sekedar menyapa. Kalau tadi di Pelabuhan Mrican pakai bahasa Jawa, sedangkan di sini aku menggunakan bahasa Bugis.
Pembuatan kapal kayu di pantai Pantura
Pembuatan kapal kayu di pantai Pantura
Pembuatan kapal kayu di pantai Pantura
Ada banyak warga yang bisa membuat kapal di Karimunjawa. Bahkan yang satu kampung denganku juga ada, mereka tidak hanya di Karimunjawa saja membuat kapalnya. Pernah ketika sedang bekerja di Belitung, mereka pun membuat kapal di Belitung. Kapal bagi warga setempat di sini layaknya sebuah kendaraan yang menghasilkan, dengan kapal mereka dapat melaut dan menghidupi kesehariannya. Kapal-kapal ini kelak akan mengarungi lautan di Karimunjawa, akan melawan hempasan ombak laut, dan menjadi modal bagi pemiliknya untuk menghidupi keluarganya.