Senin, 26 September 2016

Melihat Cara Pembuatan Kapal Kayu di Karimunjawa

Ada pemandangan yang menarik selama aku bersepeda mengelilingi pantai di kawasan Kemujan, Karimunjawa. Di tempat-tempat tertentu, aku dapat melihat kesibukan orang yang sedang membuat kapal kayu. Rata-rata dalam pembuatan satu kapal, hanya dilakukan dua orang. Aku melihat pertama di rumah salah satu warga di Gelaman, kemudian berlanjut saat sedang bersepeda ke Pelabuhan Mrican, di tepian pantai ada dua warga setempat yang sedang membuat satu kapal kecil.

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku sempat berbincang dengan beliau yang bekerja membuat kapal kayu. Di Pelabuhan Mrican, mereka membuat kapal kayu dengan besar 5 papan. Kapal yang tidak terlalu besar, namun tidak kecil juga. Kapal sebesar itu sudah cukup untuk berlayar mencari ikan. Bahkan, ada beberapa kapal kayu yang lebih kecil dibuatnya. Aku pun meminta ijin untuk mengabadikan aktifitas mereka selama mengerjakan pembuatan kapal.
Proses pembuatan kapal kayu di Pelabuhan Mrican
Proses pembuatan kapal kayu di Pelabuhan Mrican
Proses pembuatan kapal kayu di Pelabuhan Mrican
“Berapa papan, pak?” Waktu itu aku bertanya.

“Lima papan, mas.”

“Berapa lama untuk pembuatan kapal sebesar ini?”

“Sekitar dua bulan untuk siap melaut, tapi itu belum termasuk mengecatnya, mas.”

Cukup cepat juga ya, membuat satu kapal berukuran lumayan seperti ini membutuhkan waktu 60 hari. Ya, kurang lebihnya adalah dua bulan sampai siap berlayar. Kali ini pandanganku tertuju pada salah satu bapak yang sedang membuat “Pasa’”. Pasa’ ini adalah kayu yang dibentuk seperti paku, dan digunakan untuk memaku kayu-kayu yang dikapal agar bersambung. Pakunya tidak terbuat dari besi, namun terbuat juga dari kayu; khusus Pasa’ kayu yang digunakan adalah kayu Ulin (Kayu Besi).
Membuat Paku Pasa untuk memaku papan kapal
Membuat Paku Pasa untuk memaku papan kapal
Cara pembuatan Pasa’ pun cukup simpel, kayu-kayu besi dipotong sepanjang 15cm, dan dibelah menjadi kecil. Kemudian dibentuk runcing salah satu ujungnya. Setelah itu kemudian ujung tersebut dimasukkan pada lempengan besi yang sudah ada ukuran lubangnya, tinggal dipukul dari atas dengan palu, akhirnya terbentuklah semacam paku yang siap pakai. Menarik kan cara pembuatannya? Jangan sampai lengah, bisa-bisa jari kita sendiri yang terkena pukulan palu. Atau bagi yang tidak terbiasa, kalian harus hati-hati. Kadang bisa tertusuk oleh kayu kecil pada jari kalian.
Inilah paku pasa yang akan digunakan memaku papan-papan kapal
Inilah paku pasa yang akan digunakan memaku papan-papan kapal
Tidak hanya di Pelabuhan Mrican, aku pun melihat pembuatan kapal lebih lama lagi di pantai Pantura. Di sini salah satu warga Batulawang membuat kapal juga. Ukuran kapal pun sama, setiap sisi sebanyak lima papan. Kalau yang membuat kali ini aku mengenalnya, karena salah satunya (anaknya) adalah temanku bermain sepakbola jika ada turnamen. Kami pun berbincang lama sekedar menyapa. Kalau tadi di Pelabuhan Mrican pakai bahasa Jawa, sedangkan di sini aku menggunakan bahasa Bugis.
Pembuatan kapal kayu di pantai Pantura
Pembuatan kapal kayu di pantai Pantura
Pembuatan kapal kayu di pantai Pantura
Ada banyak warga yang bisa membuat kapal di Karimunjawa. Bahkan yang satu kampung denganku juga ada, mereka tidak hanya di Karimunjawa saja membuat kapalnya. Pernah ketika sedang bekerja di Belitung, mereka pun membuat kapal di Belitung. Kapal bagi warga setempat di sini layaknya sebuah kendaraan yang menghasilkan, dengan kapal mereka dapat melaut dan menghidupi kesehariannya. Kapal-kapal ini kelak akan mengarungi lautan di Karimunjawa, akan melawan hempasan ombak laut, dan menjadi modal bagi pemiliknya untuk menghidupi keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar